TUINA - 30 April, 20 tahun lalu, salah satu insiden mengerikan dalam dunia tennis terjadi. Petenis nomor satu dunia waktu itu, Monica Seles, ditusuk dari belakang oleh seorang fans saat jeda pertandingan. Untuk mengenang kejadian tersebut kali ini kita akan bahas profil lengkap Monica Seles.
Keluarga dan Masa Kecil Seles
Monica Seles lahir pada tanggal 2 Desember 1973 di Novi Sad, Yugoslavia. Ayahnya bernama Karolj ,seorang kartunis, dan ibunya bernama Esther, seorang programmer komputer. Seles mempunyai satu kakak bernama Zoltan. Seles mulai tertarik tennis sejak umur 6 tahun ketika sang kakak, Zoltan, tertarik pada tennis dan membawa pulang beberapa trofi juara ke rumah.
Seles kecil dan sang kakak, Zoltan. |
Pada usia 8 tahun, Seles sudah jadi petenis junior no.1 di Yugoslavia. Dua tahun berikutnya, dia menjadi petenis junior terbaik di dunia. Pemilik akademi tennis terkenal, Nick Bolletteri, tertarik merekrut Seles saat dia melihat Seles ikut turnamen Sport Goofy di Disney World, Florida. Nick Bolletteri bertemu dg keluarga Seles dan mengundangnya utk mengikuti training selama dua minggu di akedemi miliknya. Namun karena tidak punya dana yang cukup dan keluarga yang belum siap, Seles batal masuk akademi milik Nick Bolletteri tsb. Setahun kemudian, Nick Bolletteri kembali bertemu Seles dan menawarkan beasiswa gratis untuk masuk dan berlatih di akademinya.
Masih tahun 1989 saat Seles masih 15 tahun, di Perancis Terbuka, Grand Slam pertamanya, ia berhasil tembus semifinal. Di semifinal Seles memberi perlawanan ketat pada petenis no.1 dunia waktu itu Steffi Graf sebelum kalah 36 63 36. Tahun 1990, Seles menjuarai 5 turnamen secara beruntun sebelum terjun ke Grand Slam Perancis Terbuka. Kemenangan beruntun Seles brlanjut di Perancis Terbuka, amankan 4 set points di set 1 sblm juara dg kalahkan Steffi Graf 76(6) 64 di final.
Monica Seles bersama Nick Bolletteri. |
Saat itu umur Seles masih 12 tahun, jadi petenis no.1 dunia dan beberapa kali juara Junior World Championship. Masuk akademi membuat gaya bermain Seles (13 th) berubah dan kehilangan performa terbaiknya. Sang ayah menyusul ke Florida, mendatangi Seles yang berlatih di akademi Nick Bollottteri. Akhirnya Karolj kembali melatih Seles dengan gaya forehand dan backhand dua tangan. Usia 14 tahun Seles mendapatkan kembali performa terbaiknya. Seles mulai bermain pertandingan amatir pertamanya di usia 14 tahun, dia menang di babak pertama namun kalah di babak kedua dr Chris Evert. Petenis papan atas seperti Steffi Graf, Gabriela Sabatini dan Chris Evert (lawan seles di R2) menonton Seles (14 th) bermain di R1.
Awal Karier
Usia 15 th, Seles memulai karier profesionalnya dan berada di ranking 88 dunia WTA. Seles tampil sebagai juara di Houston, turnamen kedua yg dia ikuti, kalahkan Chris Evert di final 36 61 64.
Monica Seles saat raih gelar WTA pertamanya |
Monica Seles angkat trofi Grand Slam pertamanya di usia 16 tahun. Monica Seles jadi petenis termuda yg menjuarai Perancis Terbuka pada usia 16 tahun 6 bulan. Seles mengakhiri tahun 1990 dengan berada di posisi 2 dunia. Di usia yang masih 17 tahun. Puncak Karier Tahun 1991-1992 menjadi dua tahun dimana Monica Seles mendominasi tennis wanita. Seles mengawali tahun 1991 dengan juara Australia Terbuka, kalahkan Novotna di final. Dua bulan kemudian dia jadi petenis no.1 gantikan Steffi Graf. Seles kembali tampil gemilang dengan pertahankan gelar di Perancis Terbuka, kalahkan Arantxa Sanchez Vicario untuk raih Grand Slam ketiganya. Sempat absen di Wimbledon, Seles kembali dengan menjuarai US Open, kalahkan petenis yang 17th lebih tua darinya, Martina Navratilova, di partai puncak. Final antara Seles (17th, 9 bln) lawan Navratilova (34 th, 10 bn) menjadi final dengan selisih umur terlebar antara kedua finalis.
|
Tahun 1991, statistik mencatat Seles menjuarai 10 daru 16 turnamen yang dia ikuti (termasuk 3 gelar Grand Slam) dan mengakhiri tahun sebagai petenis no.1 dunia.
Mengawali tahun 1992, tanpa kesulitan, Seles pertahankan gelar Australia Terbuka, lalu juara di turnamen Essen Classic, Evert Cup, Houston dan Barcelona. Seles kembali tampil di final Perancis Terbuka setelah menang atas Gabriela Sabatini di semifinal. Di final, lagi-lagi Seles bertemu Steffi Graf. Dalam salah satu pertandingan final terbaik sepanjang masa, Seles kalahkan Graf 62 36 10-8 di final dan kembali jd juara French Open. Gelar tersebut menjadi gelar ketiga secara beruntun Seles di French Open sekaligus jadipetenis wanita pertama di era terbuka yang berhasil melakukannya.
Steffi Graf berhasil membalas kelahannya di final Wimbledon, Graf menang mudah 62 61 atas Seles di partai puncak. Namun Seles segera bangkit dan menjuarai US Open kedua secara beruntun. Seles mengakhiri tahun 1992 dengan koleksi 10 gelar juara dari 15 turnamen yang dia ikuti. Dalam usia yang belum genap 19 tahun, ia jadi petenis termuda yang telag mengoleksi 30 gelar WTA.
1993: Insiden Penusukan yang Merubah Karier Seles
Setelah mendominasi tahun 1991-1992. 1993 menjadi tahun yg kelam bagi Seles. Sblm tragedi penusukan, awal tahun Seles sukses juarai Australia Terbuka 3 kali beruntun kalahkan Graf. Itu adalah keempat kalinya Seles bertemu dengan Graf di final Grand Slam dan tiga kali menjadi juara. Dan mungkin itulah hal yang memicu seorang fans berat Graf menusuk Seles saat bertanding di Hamburg pada bulan April 1993.
30 April 1993, perempatfinal Hamburg#Seles unggul 64 43 atas Magdalena Maleeva. Kedua petenis sedang duduk istirahat di jeda pertandingan. Tiba-tiba seorang fans berlari menuju Seles yg sedang duduk dan menusuk punggung Seles dengan pisau. (lihat video penusukan Seles disini)
Fans tersebut bernama Günter Parche, fans berat Graf, menusuk Seles dg pisau dan menimbulkan luka sedalam 1,5 cm di bagian punggung Seles. Motif penusuk tersebut adalah untuk menghentikan dominasi Seles dan agar Steffi Graf kembali mendominasi dan jadi no.1 lagi.
Ia tidak rela jika Seles terus berjaya dan Graf berada dibawah bayang-bayang Seles. Seles segera dilarikan ke rumah sakit, beberapa hari kemudian sudah pulih.Namun trauma hebat terus membayanginya, ia absen dari tenis selama 2 tahun. Sedang si penusuk hanya diberikan hukuman percobaan, yang memicu kontroversi dari berbagai pihak. Keringanan hukuman ini disinyalir terkait motif politik pemerintah Jerman, dimana saat itu Seles adalah warga Yugoslavia. Hukuman yg ringan tsb membuat Seles bersumpah dirinya tidak akan bermain di negara Jerman lagi sepanjang kariernya.
Insiden tersebut juga membuat turnamen-turnamen selanjutnya meningkatkan keamanan para petenis. Contohnya French Open yang digelar kurang dari sebulan setelah penusukan, memindahkan upacara penyerahan trofi dr tribun ke tengah lapangan. Sedang Wimbledon, membalikkan kursi ke arah wasit, bukan ke arah penonton seperti sebelumnya. Kejadian tersebut membuat Seles depresi hingga obesitas dan selalu merasa ada bayangan yg mengintainya di setiap sudut ruangan. Yang ironis adalah panitia tetap melanjutkan turnamen, dan Graf akhirnya jadi juara.
Steffi Graf sendiri dikabarkan sempat mengunjungi Seles di rumah sakit. Keduanya tidak tahu harus bicara apa dan hanya saling menangis. Beberapa grup musik dan penyanyi seperti Young Elders, Majesty Crush dan Dan Berns membuat lagu sebagai tribute dan dukungan untuk Seles.
Sebelum penusukan dari January 1991- February 1993, Seles raih 22 gelar juara, capai 33 final dari 34 turnamen. Pasca penusukan Seles hanya menambah satu gelar Grand Slam lagi. Padahal petenis legendaris semacam Martina Navratilova memprediksi jika tidak ada insiden penusukan tersebut, mungkin Seles akan meraih lebih dari 20 gelar Grand Slam. Insiden penusukan tersebut benar-benar merubah permainan dan karier Seles
Comeback
Tahun 1994 Seles secara resmi menjadi warga negara Amerika Serikat.
Tahun 1995, setelah absen lebih dari 2 tahun pasca insiden penusukan, Monica Seles kembali bermain dan juara turnamen Kanada terbuka. Selang satu bulan setelah comeback, ia maju ke final US Open dan kembali bertemu Steffi Graf. US Open final 1995 jadi pertemuan pertama Seles dengan Graf di lapangan sejak insiden penusukan dua tahun sebelumnya. Di final tersebbut, Graf menang 76 06 63, namun keduanya mengaku jadi lebih dekat pasca insiden penusukan.
Mengawali tahun 1992, tanpa kesulitan, Seles pertahankan gelar Australia Terbuka, lalu juara di turnamen Essen Classic, Evert Cup, Houston dan Barcelona. Seles kembali tampil di final Perancis Terbuka setelah menang atas Gabriela Sabatini di semifinal. Di final, lagi-lagi Seles bertemu Steffi Graf. Dalam salah satu pertandingan final terbaik sepanjang masa, Seles kalahkan Graf 62 36 10-8 di final dan kembali jd juara French Open. Gelar tersebut menjadi gelar ketiga secara beruntun Seles di French Open sekaligus jadipetenis wanita pertama di era terbuka yang berhasil melakukannya.
Monica Seles angkat trofi Perancis Terbuka ke-3nya setelah menang dramatis atas Steffi Graf |
1993: Insiden Penusukan yang Merubah Karier Seles
Setelah mendominasi tahun 1991-1992. 1993 menjadi tahun yg kelam bagi Seles. Sblm tragedi penusukan, awal tahun Seles sukses juarai Australia Terbuka 3 kali beruntun kalahkan Graf. Itu adalah keempat kalinya Seles bertemu dengan Graf di final Grand Slam dan tiga kali menjadi juara. Dan mungkin itulah hal yang memicu seorang fans berat Graf menusuk Seles saat bertanding di Hamburg pada bulan April 1993.
30 April 1993, perempatfinal Hamburg
Fans tersebut bernama Günter Parche, fans berat Graf, menusuk Seles dg pisau dan menimbulkan luka sedalam 1,5 cm di bagian punggung Seles. Motif penusuk tersebut adalah untuk menghentikan dominasi Seles dan agar Steffi Graf kembali mendominasi dan jadi no.1 lagi.
Ia tidak rela jika Seles terus berjaya dan Graf berada dibawah bayang-bayang Seles. Seles segera dilarikan ke rumah sakit, beberapa hari kemudian sudah pulih.Namun trauma hebat terus membayanginya, ia absen dari tenis selama 2 tahun. Sedang si penusuk hanya diberikan hukuman percobaan, yang memicu kontroversi dari berbagai pihak. Keringanan hukuman ini disinyalir terkait motif politik pemerintah Jerman, dimana saat itu Seles adalah warga Yugoslavia. Hukuman yg ringan tsb membuat Seles bersumpah dirinya tidak akan bermain di negara Jerman lagi sepanjang kariernya.
Insiden tersebut juga membuat turnamen-turnamen selanjutnya meningkatkan keamanan para petenis. Contohnya French Open yang digelar kurang dari sebulan setelah penusukan, memindahkan upacara penyerahan trofi dr tribun ke tengah lapangan. Sedang Wimbledon, membalikkan kursi ke arah wasit, bukan ke arah penonton seperti sebelumnya. Kejadian tersebut membuat Seles depresi hingga obesitas dan selalu merasa ada bayangan yg mengintainya di setiap sudut ruangan. Yang ironis adalah panitia tetap melanjutkan turnamen, dan Graf akhirnya jadi juara.
Steffi Graf sendiri dikabarkan sempat mengunjungi Seles di rumah sakit. Keduanya tidak tahu harus bicara apa dan hanya saling menangis. Beberapa grup musik dan penyanyi seperti Young Elders, Majesty Crush dan Dan Berns membuat lagu sebagai tribute dan dukungan untuk Seles.
Sebelum penusukan dari January 1991- February 1993, Seles raih 22 gelar juara, capai 33 final dari 34 turnamen. Pasca penusukan Seles hanya menambah satu gelar Grand Slam lagi. Padahal petenis legendaris semacam Martina Navratilova memprediksi jika tidak ada insiden penusukan tersebut, mungkin Seles akan meraih lebih dari 20 gelar Grand Slam. Insiden penusukan tersebut benar-benar merubah permainan dan karier Seles
Comeback
Tahun 1994 Seles secara resmi menjadi warga negara Amerika Serikat.
Tahun 1995, setelah absen lebih dari 2 tahun pasca insiden penusukan, Monica Seles kembali bermain dan juara turnamen Kanada terbuka. Selang satu bulan setelah comeback, ia maju ke final US Open dan kembali bertemu Steffi Graf. US Open final 1995 jadi pertemuan pertama Seles dengan Graf di lapangan sejak insiden penusukan dua tahun sebelumnya. Di final tersebbut, Graf menang 76 06 63, namun keduanya mengaku jadi lebih dekat pasca insiden penusukan.
Steffi Graf dan Monica Seles berpelukan usai final US Open 1995 |
Tahun 1996 Seles menjuarai gelar Australia Terbuka untuk keempat kalinya sekaligus menjadi gelar Grand Slam kesembilan untuknya. Gelar tersebut juga menjadi gelar Grand Slam pertamanya pasca insiden penusukan dan Grand Slam terakhir dalam kariernya.
Australia Terbuka 1996, gelar Grand Slam terakhir Seles. |
Setelah juara Australia Terbuka, Seles tampil sebgaia juara di Sydney, Eastbourne (gelar lapangan rumput pertama Seles) dan pertahankan gelar di Kanada Terbuka. Di akhir tahun Seles antar Amerika Serikat juara Fed Cup.
Masa-masa Sulit, Kematian Sang Ayah dan Gantung Raket
Seles berjuang menemukan permainan terbaiknya kembali, selain itu kanker yang menyerang ayah sekaligus pelatihnya juga mengganggu performanya. Ayah Seles meninggal dunia, beberapa minggu kemudian Seles capai final French Open namun kalah dari Arantxa Sanchez Vicario.Selama French Open tsb Seles menaruh cincin perkawinan peninggalan ayahnya di kalungnya saat bermain. Sayang tidak bisa juara.
Seles sempat meraih medali perunggu di olimpiade setelah kalahkan Jelena Dokic di perebutan medali perunggu di Olimpiade Sydney 2000. Tahun 2001, Seles juara di Japan Open, jadi gelar WTA ke 50-nya. Seles jadi petenis wanita kedelapan yang mencapai prestasi tersebut. 2002 menjadi tahun terakhir Seles dimana dia aktif mengikuti turnamen sepanjang musim. Cedera kaki cukup mengganggu Seles sepanjang tahun 2003 dan kalah di babak awal beberapa turnamen termasuk kalah di babak pertama French Open dr Petrova. Kekalahan tersebut menjadi kekalahan pertama Seles di babak pertama Grand Slam. Setelah itu, Seles tidak pernah bermain di pertandingan resmi WTA lagi. Sepanjang 2003-2007 Seles tidak pernah secara resmi mengumumkan gantung raket, namun pada Februari 2008, tepat 19 tahun plus satu hari sejak terjun jd petenis pro, Seles akhirnya mengumumkan pensiun dari tennis. Seles pensiun dengan meraih 53 gelar WTA (9 GS), perunggu olimpiade dan rekor kemenangan 595-122. Tahun 2009 Seles masuk The International Tennis Hall of Fame di Newport, Rhode Island.
Monica Seles dikenal sebagai petenis yang tangguh, tidak hanya di lapangan namun juga di kehidupannya. Meski insiden penusukan begitu memberi trauma yang hebat padanya, namun ia berhasil bangkit dan menaklukkan ketakutannya sendiri dengan terus mencetak prestasi. Monica Seles menjadi legenda tennis yang telah diakui tidak hanya oleh fans dan media, namun juga sesama petenis lainnya.
4 comments:
VIDEO : kreasi LAGU WAJIB NASIONAL INDONESIA Masa Kini :PERSATUAN INDONESIA
"kreasi LAGU WAJIB NASIONAL INDONESIA Masa Kini : Persatuan INDONESIA"
https://www.youtube.com/watch?v=6hu5dGjrAHk
*Antena Tv Bagus, Antena Tv Rakitan, Antena Tv Digital
*Antena Tv Sederhana, Antena Tv yang Bagus, Antena Tv LED
*Antena Tv wajanbolic, Antena Tv UHF, antena Tv tanpa boster, cara buat antena tv
Nonton TV LEBIH ASYIK, dengan AntenaTV Bagus Wajanbolic
http://antenatv-rakitan.blogspot.com
Batik KHAS Bekasi dgn CORAK/MOTIF yg sesuai PAKEM & FILOSOFI BATIK BEKASI
http://khasbatik.blogspot.com
Sales Dunlop Max 150 $50
Dunlop Max 150G is based on the same composition as Dunlop 200G , but with a lighter structure . Steffi Graf is one of the most famous players using Dunlop Max 150 during the 80 's and 90's , won a major championship with it .
Specifications :
Made in England
Headsize : standard .
Weight : 344 grams / 12.1oz .
Length : 27 inches / 68.6 cm .
The racket comes with its original cover.
Call 087852307677
Seles adalah slh 1 idola saya.
Seles adalah slh 1 idola saya.
Post a Comment