Wimbledon - Petenis putri Marion Bartoli meraih gelar juara seri grand slam pertama kali sepanjang kariernya setelah mengalahkan Sabine Lisicki 6-1, 6-4, pada final Wimbledon di All England Club, Sabtu, 6 Juli 2013. Bartoli menjadi petenis putri Prancis pertama yang menjuarai nomor tunggal Wimbledon setelah Amelie Mauresmo melakukannya pada 2006.
Seusai memastikan kemenangannya, Bartoli berlari ke arah penonton. Ia memanjat untuk sampai di tribun VIP tempat ayah, kerabat, dan Mauresmo menyaksikan perjuangannya dan memeluk mereka. “Saya bisa merasakan bagaimana kesedihan Sabine. Saya yakin pada kesempatan lain, ia akan meraihnya,” kata Bartoli dalam prosesi penyerahan trofi. Adapun Lisicki memuji lawannya. “Marion bermain sangat sempurna.”
Pada penampilan di final yang kedua kali setelah 2007, Bartoli menunjukan kematangannya untuk mengalahkan bintang muda Jerman dan favorit penonton Wimbledon, Lisicki. Tampil di final grand slam pertama kali di lapangan rumput Wimbledon tampak membuat Lisicki yang berusia 23 tahun grogi. Penjegal pemain nomor satu dunia, Serena Williams, di babak keempat ini banyak melakukan unforced error. Pukulannya sering menyangkut di jaring dan keluar garis permainan.
Bartoli, yang lebih tua lima tahun, memanfaatkannya dengan baik. Peringkat ke-15 dunia ini dengan cepat memimpin 4-1. Di game keenam, saat mendapat giliran melakukan pukulan servis, Lisicki kembali melakukan banyak kesalahan. Ia empat kali mencapai match point, tapi Bartoli selalu bisa memaksakan deuce. Ia kemudian melakukan servis double fault, pukulannya lantas keluar, dan ketinggalan 1-5.
Lisicki kehilangan ketenangan dan keceriaannya. Di game ketujuh, peringkat ke-24 dunia ini terlihat frustrasi. Bartoli lantas memenangi set pertama dalam waktu 30 menit. Bartoli memimpin 3-1 di set kedua dengan sekali mematahkan servis Lisicki di game ketiga. Di game kelima, Lisicki kembali melakukan servis double fault dua kali. Ia lalu menangis. Permainannya menjadi tidak akurat lagi. Hal ini membuat Bartoli bisa meraih keunggulan 4-1.
Lisicki masih bisa memberi perlawanan setelah ketinggalan 1-5. Ia bangkit secara mengagumkan untuk mengejar ketertinggalan perolehan angka menjadi 4-5. Tapi, setelah itu, Bartoli -yang menggunakan dua tangan untuk melakukan pukulan forehand dan backhand- tidak tertahankan lagi. Petenis Prancis ini memenangi game ke-10 dengan sebuah servis ace. Ia menyelesaikan set kedua dalam waktu lebih lama, 51 menit.
sumber: Tempo
0 comments:
Post a Comment