logo

Pages

Saturday, July 6, 2013

Wimbledon 2013 Final Preview: Lisicki vs Bartoli


Ini adalah partai puncak yang sebelum Wimbledon digelar, sedikit bahkan tak ada yang menyangka bahwa keduanya lah yang akan bertarung memperebutkan trofi Venus Rosewater Dish tahun ini. Petenis 28 tahun Marion Bartoli akan melawan spesialis pembuat kejutan di Wimbledon, Sabine Lisicki, di final yang akan digelar nanti malam waktu Indonesia.

Lisicki, yang mengisi headline berita media masa setelah menumbangkan petenis nomor satu dunia Serena Williams lima hari silam, sukses melewati partai yang tak kalah menguras stamina dan pikiran melawan Agnieszka Radwanska 6-4 2-6 9-7 untuk meraih tiket ke final Grand Slam pertamanya.

Lawan yang menghadang petenis Jerman 23 tahun tersebut adalah Marion Bartoli, yang untuk kedua kalinya berhasil mencapai final Wimbledon dengan mendominasi pertandingan melawan Kirsten Flipkens dan menang 6-1 6-2 di semifinal. Bartoli sempat melaju ke final Wimbledon 2007 namun kalah dua set langsung dari Venus Williams.

Keduanya bukanlah favorit juara di turnamen ini, namun para unggulan seperti Serena Williams, Maria Sharapova dan Victoria Azarenka sudah tumbang di babak sebelumnya. Kini tinggal mereka berdua, dan mungkin ini adalah kesempatan terbaik mereka untuk menyandang gelar Grand Slam. Kesempatan yang mungkin tidak akan mereka dapatkan kembali selagi petenis top 3 WTA mungkin akan kembali dominan dan tampil konsisten. 

Terutama bagi Bartoli, yang bisa dikatakan tidak beruntung dengan berkompetisi di era yang salah, era dimana Williams bersaudara menguasai Wimbledon, ini menjadi kesempatan terbaik Bartoli untuk akhirnya menjuarai Wimbledon. Sebuah kesempatan emas bagi Bartoli di umurnya sudah tak lagi muda, dan sekarang banyak petenis muda berbakat yang bermain di WTA Tour yang siap membuka era baru, menggantikan petenis-petenis veteran.

Sementara bagi Lisicki, ini tentu saja kesempatan yang sangat berharga bagi dirinya untuk juara Grand Slam di Centre Court Wimbledon, stadium yang menjadi saksi kehebatan permainannya di Wimbledon dalam beberapa tahun terakhir.

Catatan Pertemuan Lisicki v Bartoli

Lisicki dan Bartoli sudah empat kali bertemu, dan statistik menunjukkan keunggulan jadi milik Lisicki, yang memenangi tiga dari empat pertemuan tersebut. Lebih detail lagi, Lisicki memenangi tiga pertandingan terakhir melawan Bartoli, termasuk kemenangan di perempatfinal Wimbledon tahun 2011 silam. Tak hanya di lapangan rumput, Lisicki juga dua kali menekuk Bartoli di lapangan tanah liat, menang di Charleston tahun 2009 dan 2011.

Meskipun masuk final dengan catatan tak menguntungkan tersebut, Bartoli punya alasan tersendiri mengapa dia bisa yakin dia akan mengalahkan petenis Jerman yang terkenal dengan servis dan pukulan kerasnya itu. Petenis Perancis tersebut pernah mengalahkan Lisicki dua set langsung di Wimbledon tahun 2008 dan juga sempat mencuri satu set dari tangan Lisicki sebelum akhirnya kalah di Wimbledon 2011.

Tak diragukan lagi bahwa Lisicki punya keunggulan yang lebih jika keduanya bertanding di lapangan, namun hanya dengan empat pertandingan yang mereka pernah lakukan, performa terkini akan menjadi faktor yang lebih menentukan dibanding sejarah pertemuan mereka sebelumnya.

Karenaya, partai ini harusnya menjadi sebuah pertandingan seru mengingat keduanya bermain begitu bagus, dan tetap bertahan di drawing yang acak-acakan dan berhasil menghindari segala kegilaan yang terjadi di Wimbledon tahun ini.

Performa Bartoli Selama Turnamen

Penampilan Bartoli di lapangan rumput Wimbledon 2013 ini tak hanya bagus, ia bermain dengan begitu memukau, nyaris sempurna. Petenis veteran yang cerdik dan berbakat ini belum pernah kehilangan satu set pun selama perjalanannya menuju final, termasuk penampilan gemilangnya saat melawan Kirsten Flipkens di semifinal hari Kamis silam. Dengan gaya backhand dan forehand dua tangannya, pengembalian servis dari Bartoli menjadi senjata utamanya di turnamen tahun ini, hal ini terlihat saat ia bermain melawan Filpkens dimana ia lima kali berhasil mematahkan servis petenis Belgia tersebut.

Pukulan ground stroke yang dia miliki begitu keras dan konsisten dan pergerakannya yang luar biasa untuk mengcover lapangan, mengantar dirinya maju ke final Wimbledon untuk kedua kalinya. Memang, dalam perjalanannya ke partai final, Bartoli belum pernah bertemu petenis top WTA, namun tak ada yang menyangkal bagimana konsistennya performa dia disaat tak ada yang memperkirakannya untuk melaju jauh di turnamen ini. 

Performa Lisicki Selama Turnamen

Penampilan Sabine Lisicki tahun ini telah mencuri perhatian banyak penggemar tennis, terutama penampilannya di minggu kedua turnamen. Lisicki mengawali minggu ini dengan mengalahkan Serena Williams pada hari Senin dan kembali tampil memikat saat meraih kemenangan atas Agnieszka Radwanska dalam partai semifinal yang berlangsung cukup panjang dan berakhir dramatis untuk kemenangan Lisicki.

Selama bermain di babak sebelummnya, Lisicki menyajikan servis-servis telak, pukulan ground strokes yang keras dan perjuangan yang tak kenal lelah. Kerja keras yang membawa dirinya semakin dekat dengan gelar Grand Slam pertamanya. 

Pada hari kamis, Lisicki berjuang melawan kegugupan dan membungkam Radwanska dengan menang 9-7 di set penentuan untuk mencapai final Grand Slam pertamanya. Saat mengalahkan Radwanska, petenis 23 tahun tersebut mampu mengatasi permainan cerdik Radwanska yang sempat menganggu ritme permainannya dan mampu kembali fokus untuk akhirnya memenangkan pertandingan.

Saat dia benar-benar tertekan, dan saat sangat butuh memenangkan poin di waktu krusial, servisnya selalu menjadi senjata andalannya. Servisnya beberapa kali mencapai kecepatan 115 mph saat melawan Radwanska dan terus membuat lawannya kebingungan untuk menemukan cara bagaimana mematahkan servisnya.

Pengembalian servis dan ground strokes yang tak kalah keras juga memaksa lawannya, termasuk Serena, terus tertekan dan bermain defensif di pertandingan. Kesulitan untuk menjaga fokus selama pertandingan menjaid salah satu kelemahan Lisicki, dan harus dia perbaiki sebelum bertanding melawan Bartoli. Bagaimanapun juga, petenis muda Jerman ini memasuki partai final dengan permainan tenis yang berkualitas tinggi, kepercayaan diri yang tinggi pula, dan dengan modal tersebut, ia akan sulit untuk dikalahkan.

Faktor Penentu Dalam Pertandingan Final Nanti

Bartoli ke final tanpa hambatan yang cukup berarti, tak kehilangan satu set pun untuk melaju ke final Wimbledon keduanya. Kemenangan-kemenangan mudah yang membuat fisik Bartoli lebih segar, namun disisi lain pertandingan final melawan Lisicki bisa jadi akan menjadi test terberatnnya, akan semakin berat karena sebelumnya dia nyaris tak menemui lawan yang mengujinya, kecuali Sloane Stephens yang mengimbanginya dalam dua set yang cukup ketat. 

Di usia 28 tahun dan dengan para pesaing-pesaing muda yang mulai naik daun dan beberapa petenis top yang makin konsisten, Bartoli harusnya tahu bahwa ini adalah kesempatan terbaiknya untuk memenangkan Grand Slam. Kesempata yang mungkin tidak akan datang dua kali. Bagaimana dia merespon tekanan yang diberikan Lisicki akan menjadi faktor penentu apakah Bartoli mampu mengangkat trofi Wimbledon tahun ini. Bartoli begitu menginginkan gelar ini tapi jangan sampai emosi tersebut membuatnya gugup di saat-saat penting dalam pertandingan nanti.

Disisi lain, pertanyaan besar mengenai apakah pukulan-pukulan unforced errors-nya akan kembali muncul di poin-poin kritis juga jadi topik utama bagi Lisicki. Setelah memenangi set pertama di babak keempat melawan Serena, petenis Jerman tersebut terus membuang-buang bola yang menyebabkan dirinya kalah telak di set kedua dan tertinggal 0-3 di set ketiga sebelum akhirnya memenangi pertandingan. Penampilan naik turunnya tersebut kembali terjadi saat melawan Radwanska.

Jika Lisicki kembali menampilkan permainan tersebut di saat-saat krusial melawan Bartoli, tidak ada jaminan dia akan kembali bangkit dari ketinggalan lagi, seperti yang dia lakukan saat melawan Serena dan Radwanska. 

Secara garis besar, petenis yang mampu mengatasi tekanan di saat-saat krusial di final nanti akan mendapat keuntungan yang mampu membawanya tampil sebagai juara.


Tennis Update Indonesia
Refernsi: Bleacher Report, WTA, Eurosport.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by fthemes
Bloggerized by Seo Lanka and Blogger Template