Jika Anda bertanya pada Boris Becker mengapa Wimbledon begitu spesial, dia akan menjawab "Bagi saya ini adalah turnamen yang paling penting"....
Coba tanya Roger Federer dan dia akan berkata "Selalu terasa istimewa setiap kali bermain disini, pada akhirnya, dari sinilah semuanya dimulai"..
Sedang juara tahun 2004, Maria Sharapova, akan menjawab pertanyaan yang sama dengan pernyataan "Jika saya juara sepuluh kali di turnamen ini namun tidak juara di turnamen lain dimanapun, saya masih akan tetap menerimanya"...
Begitu istimewakah Wimbledon sampai Becker mengatakan turnamen ini adalah yang paling penting dalam kalender tennis? Bahkan Sharapova tetap ingin sepuluh kali juara Wimbledon meski tak pernah juara di turnamen lain. Wimbledon sama seperti tiga Grand Slam lainnya, diikuti oleh hampir semua petenis top dunia dan hadiah uang nya pun tak jauh beda. Lalu apa yang membuat turnamen ini berbeda dan istimewa?
Semua dimulai 128 musim panas yang lalu, pada tahun 1877, di All England Croquet Club. Pada awalnya Wimbledon hanyalah sebuah turnamen yang digelar untuk mengumpulkan uang untuk memperbaiki sebuah roller rumput yang rusak di klub, namun kini Wimbledon berubah menjadi sebuah turnamen paling bergengsi di dunia!
Wimbledon sering disebut the Mecca of Tennis, Mekah-nya permainan tennis, sebuah kiblat dimana semua pecinta tennis tahu dan terus menantinya, dimana para petenis ingin menjadi juara. Setiap kali petenis memasuki pergelaran ini, mereka seperti dalam perjalanan mewujudkan impian mereka, impian yang mereka bangun sejak saat memegang raket untuk pertama kali, sejak kali pertama mendapat latihan tennis, impian yang dimulai dari lapangan latihan tennis yang sepi dan berharap akan berakhir dengan bermain di depan puluhan ribu publik Inggris.
Fakta bahwa Wimbledon adalah satu-satunya Grand Slam yang dimainkan di lapangan rumput adalah salah satu keistimewaan sekaligus keunikan tersendiri, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya keistimewaan yang turnamen ini miliki. Berikut beberapa keistimewaan turnamen Wimbledon lainnya.
All-White Rule
Salah satu perbedaan yang paling mencolok dan paling terlihat adalah All-White Rule. Semua petenis yang bermain di Wimbledon diwajibkan memakai outfit yang dominan dengan warna putih.
Jika ada yang melanggar peraturan ini mungkin saja tidak akan diperbolehkan bermain, bahkan beberapa petenis sempat mendapat denda yang cukup besar karena memakai aksesoris seperti headband, wristband atau sepatu dengan warna lain, meski masih dominan warna putih.
Sebuah peraturan yang tidak akan dijumpai di Grand Slam, atau bahkan turnamen lain, yang terus ditetapkan dan menjadi sebuah tradisi tersendiri turnamen ini. Sebuah peraturan yang menyimbolkan persamaan diantara semua kompetitor yang mengikuti turnamen. Peraturan ini tentunya menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi produsen pakain olahraga yang menyeponsori para petenis yang bermain, tentu akan sedikit menguras otak tentang desain apa yang akan dikenakan oleh pemain mereka, tanpa harus memakai banyak warna.
Andre Agassi sempat memboikot Wimbledon karena peraturan ini, namun setelah empat tahun, ia kembali bermain di SW19 dan justru pemboikotan tersebut menjadi sebuah turning point dalam kehidupannya.
"Wimbledon adalah sebuah tempat dimana saya belajar memakai warna putih, dimana saya belajar untuk menunduk dengan hormat. Ini adalah sebuah tempat dimana saya belajar untuk menerima dan datang untuk menghargai sebuah tradisi."
"Bagi saya, kejadian ini mewakili sebuah evolusi yang terjadi dalam kehidupan saya. Mengangkat trofi juara tahun 1992 adalah salah satu kebahagiaan terbesar saya di lapangan tennis."
Royalty Bow
Kode Verifikasi RPH+100: Royalty Bow. Royalty Bow adalah sebuah tradisi yang telah lama selalu dilakukan di Wimbledon. Petenis harus memeberi hormat jika ada keluarga kerajaan yang masuk maupun meninggalkan Royal Box.
Meskipun begitu, tahun 2003, presiden All England Club, the Duke of Kent, memutuskan untuk tidak meneruskan tradisi ini.
Sekarang tradisi ini tergantung pada para pemain untuk melakukannya atau tidak, namun beberapa petenis memutuskan untuk melanjutkan tradisi ini.
Petenis Inggris Raya, Andy Murray, dan lawannya Jarkko Nieminen, melanjutkan tradisi tersebut pada tahun 2010 dengan memberi hormat kepada Ratu Elizabeth yang datang ke Centre Court Wimbledon untuk pertama kalinya sejak 1977.
Antrian Tiket
Wimbledon adalah satu-satunya Grand Slam dimana para fans atau penonton tanpa tiket pertandingan bisa mengantri untuk mendapat tempat duduk dan menonton pertandingan di Centre Court, Court 1 dan Court 2. Ada sekitar 500 tempat duduk yang dialokasikan untuk setiap lapangan tersebut. Biasanya para fans harus menginap di sekitar venue turnamen untuk mendapatkan tiket di lapangan utama.
Hal ini dianggap sebagai bagian dari pengalaman menikmati Wimbledon oleh rakyat Inggris.
Eksklusifitas Centre Court
Rod Laver Arena justru lebih dikenal sebagai tempat konser dibandingkan dengan tempat pergelaran Australian Open, beberapa acara juga sering digelar di Philippe Chatrier atau Arthur Ashe, namun stadium utama Wimbledon, Centre Court, hanya digunakan untuk pergelaran Wimbledon selama kurang lebih dua minggu saja dalam setahun.
Hal ini tentu mampu menjaga kualitas lapangan yang digunakan untuk turnamen. Jika turnamen sudah selesai, rumput akan dilepas dan akan ditanam dengan yang baru lagi, sisa waktu antara setelah dan sebelum Wimbledon digelar digunakan untuk perawatan rumput lapangan.
Centre Court memiliki tempat duduk khusus untuk keluarga kerajaan, dan beberapa bagian juga dikhususkan untuk undangan atau tamu-tamu yang berbeda-beda. Atap yang bisa dibuka-tutup dipasang tahun 2009.
Satu hal lain yang membedakan Wimbledon dengan turnamen lain adalah penamaan kategori kompetisi, di Grand Slam lain biasanya memakai Women's dan Men's Singles, di Wimbledon menggunakan Ladies' Singles dan Gentlemen's Singles.
*dari berbagai sumber
0 comments:
Post a Comment