Draw Gentlemen's Singles Wimbledon 2015 Dalam Sekilas
Novak Djokovic berhasil mengindari 3 anggota Big 4 di drawnya, namun bukan berarti langkahnya akan mulus. Philipp Kohlschreiber menjadi lawan yang tangguh untuk babak pertama, selain itu Bernard Tomic, Kevin Anderson, LeonArdo Mayer juga ada di drawnya sebelum kemungkinan jumpa Kei Nishikori di perempatfinal, Stan Wawrinka menjadi kandidat kuat lawannya di semifinal.
Roger Federer mendapat undian yang relatif cukup mudah. Unggulan pertama yang dia hadapi adalah Jack Sock di babak ketiga, kemudian Roberto Bautista-Agut atau Feliciano Lopez di babak selanjutnya. Calon lawan Federer di perempatfinal adalah Tomas Berdych. Jika lolos, akan berjumpa dengan Murray atau Ferrer, atau Nadal di semifinal.
Andy Murray kemungkinan akan menghadapi lawan-lawan seperti Andreas Seppi, Jo-Wilfried Tsonga dan Ivo Karlovic sebelum partai perempatfinal yang kemungkinan akan lawan David Ferrer atau Rafael Nadal. Roger Federer sudah siap mengintai di babak semifinal.
Rafael Nadal yang terlempar hingga ranking ke-10, membuka Wimbledon melawan petenis kidal lainnya, Thomaz Bellucci asal Brasil. Dustin Brown, Yen-Hsun Lu, Viktor Troicki menjadi calon lawan-lawan Nadal setelahnya. Ujian sesungguhnya berawal di babak keempat dimana Nadal lawan kompatriotnya, David Ferrer. Laga yang lebih berat menantinya di babak perempatfinal dan semifinal melawan Andy Murray dan Roger Federer.
Laga Seru Di Babak Pembuka
Beberapa match babak pertama mempertemukan petenis-petenis yang tangguh, dan akan menjadi pembuka keseruan Wimbledon sejak hari pertama dimulai, hingga dua pekan mendatang. Berikut adalah beberapa laga menarik di babak pertama;
Jarkko Nieminen v Lleyton Hewitt: Ini adalah Wimbledon terakhir Hewitt sebelum menutup karier profesionalnya. Setiap pertandingann menjadi sorotan para fans dan pecinta tennis. Mantan juara tahun 2002 ini akan lawan petenis Finlandia Jarrko Nieminen. Tak mudah, namun jika menang hadiahnya adalah kemungkinan melawan Novak Djokovic, akan menjadi akhir yang indah dalam karier Wimbledon nya jika mampu menyajikan laga seru di SW19.
Dusan Lajovic vs Tommy Haas: Tommy Haas kembali bermain setelah absen dari cedera yang cukup lama. Petenis veteran berumur 37 tahun yang pernah mencapai semifinal Wimbledon 2009 ini akan menghadapi lawan muda yang terus improve, Dusan Lajovic. Mental dan pengalaman Haas akan diadu dengan ketangkasan dan stamina prima dari Lajovic.
Martin Klizan vs Fernando Verdasco: Duel antara dua petenis kidal yang sering luput dari perhatian. Keduanya punya forehand keras yang berbahaya. Namun sayangnya inkonsistensi penampilan di tour membuat karier mereka tidak stabil. Wimbledon kali ini menjadi kesempatan bagi keduanya untuk bicara lebih banyak.
Borna Coric vs Sergiy Stakhovsky: Kembali menyajikan partai anatara stamina muda versus pengalaman. Borna Coric yang sedang dalam performa naik, akan ditantang oleh Sergiy Stakhovsky yang gaya serve and volley-nya sangat cocok dimainkan di Wimbledon. Salah satu ujian lagi untuk Coric apakah dia mampu menaklukkan petenis veteran lagi, sedang bagi Stakhovsky, merupakan suatu kesempatan untuk membuktikan dirinya punya potensi yang besar di tennis, tidak hanya sekedar terkenal karena pernyataan-pernyataan kontroversial yang dia ucapkan.
Ernests Gulbis vs Lukas Rosol: Dua petenis yang tak jarang membuat prestasi di tour namun sedang mengalami penurunan performa. Ernests Gulbis turun jauh dari performa yang dia tampilkan musim lalu, akan berhadapan dengan Lukas Rosol yang namanya mulai dikenal usai mengalahkan Rafael Nadal di Wimbledon. Kesempatan emas bagi keduanya untuk memulai kembali ke track yang benar untuk kembali ke karier tennis yang bagus.
THE CONTENDERS
Masih sulit mencari kandidat kuat juara Grand Slam nomor tunggal putra diluar Big 4, atau sekarang menjadi Big 5 setelah Wawrinka menjuarai Grand Slam untuk kedua kalinya. Kekuatan Novak Djokovic, Roger Federer, Andy Murray, Rafael Nadal masih sulit dibendung oleh petenis lain. Praktis hanya, Stan Wawrinka, anggota terbaru Big 5, yang secara konsisten mampu merepotkan keempatnya.
Juara bertahan Novak Djokovic diprediksi masih akan sulit dihentikan sebelum babak semifinal, namun partai pertama melawan Philipp Kohlschreiber menjadi ujian yang cukup berat untuk memulai langkahnya mempertahankan gelar juara. Meskipun begitu, catatan buruk Kohli di dua edisi terakhir Wimbledon dimana dia tak mampu melangkah lebih jauh dari babak kedua cukup menjadi modal Djokovic untuk tidak terlalu mengkhawatirkan langkah awalnya mempertahankan gelar.
Di babak kedua Djokovic berpotensi menghadapai Jarkko Nieminen atau Lleyton Hewit, keduanya juga bukan lawan yang bisa dianggap remeh, sekali lengah, mereka akan memanfaatkan peluang untuk unggul. Namun bagaimanapun juga, Djokovic yang mampu mendominasi permainan dengan groundstroke-groundstroke kerasnya masih berada satu level di atas keduanya. Di babak ketiga Djokovic kemungkinan bertemu Bernard Tomic kemudian di babak selanjutnya bertemu dengan Kevin Anderson atau Leonardo Mayer. Jika mampu ke perempatfinal, petenis Jepang Kei Nishikori siap menantangnya. Kecepatan yang dimiliki Nishikori akan menjadi suatu tantangan bagi Djokovic. Namun kembali lagi, jika ia mampu mengoptimalkan pukulannya dan mendikte permainan, Nishikori masih bisa dilewati, meski harus bekerja lebih keras dibanding babak-babak sebelumnya. Kemampuan yang nyaris setara dalam service dan return game adalah salah satu yang membuat petenis nomor satu dunia tersebut mampu memenangi banyak pertandingan, dan banyak turnamen. Kemampuan tersebut harus ia tunjukkan di dua babak akhir jika ingin mengulang sukses juara.
Sulit rasanya jika tidak mencantumkan nama Roger Federer sebagai kandidat juara dalam setiap Grand Slam yang digelar. Terlebih lagi Wimbledon, Grand Slam yang paling sukses dirajai Federer dibanding Grand Slam lainnya. Jika harus jujur, draw Federer relatif lebih mudah dibanding empat anggota Big 5 lainnya. Damir Dzhumhur di babak pertama, Igor Sijling atau Sam Querrey di babak kedua dan Jack Sock di babak ketiga diatas kertas masih mampu diatasi Federer. Dua petenis Spanyol Feliciano Lopez dan Roberto Bautista-Agut mungkin akan sedikit menyulitkan Federer di babak keempat, namun sang Maestro akan menemukan cara untuk mengalahkan keduanya. Konsistensi servis Federer akan menjadi kunci di pertandingan perempatfinal melawan Tomas Berdych dan semifinal melawan Andy Murray. Jika lolos, di partai final tidak cukup mengandalkan servis, kandidat kuat lawannya, Djokovic, adalah returner yang cukup handal. Federer harus menaikkan levelnya jika bertemu Djokovic di final, atau berharap Djokovic tak menampilkan permainan terbaiknya.
Stan Wawrinka dan Andy Murray sama-sama mempunyai dua gelar Grand Slam, keduanyapun punya peluang yang sama untuk juara Wimbledon. Dilihat dari tipe permainan, Wawrinka harusnya lebih berbahaya dibanding Murray, backhand satu tangannya akan lebih mematikan saat melaju diatas permukaan rumput Wimbledon, namun kenyataannya Murray yang lebih berprestasi dibanding Wawrinka di lapangan rumput. Skill lengkap ditambah dukungan publik Inggris akan sangat membantu Murray, gelar di Queen's pekan silam akan menambah kepercayaan diri peraih emas Olimpiade 2012 tersebut.
Murray membuka turnamen dengan melawan petenis Kazakhstan Mikhail Kukushkin. Tak banyak pilihan, Murray harus memanfaatkan setiap peluang untuk mengalahkan Kukushkin yang mempunyai power cukup kuat. Dua calon lawan berikutnya Robin Haase dan Andreas Seppi secara skill berada dibawah Murray, namun Muzza harus tetap waspada. Di babak keempat menjadi ujian berat pertama bagi Murray dimana dia kemungkinan akan berhadapan dengan Ivo Karlovic atau Jo-Wilfried Tsonga. Murray harus memeras otak untuk mematahkan servis super keras dari Karlovic. Sedang untuk melawan Tsonga, Murray boleh sedikit percaya diri, dia unggul head-to-head 10-3 atas petenis Perancis tersebut, termasuk unggul 3-1 dalam pertandingan yang digelar di rumput. Satu-satunya kemenangan Tsonga di raih di turnamen challenger di Nottingham, sebelas tahun silam. Memperkuat service game dan mengurangi kesalahan sendiri menjadi point krusial Murray saat bermain di partai perempatfinal melawan David Ferrer atau Rafael Nadal dan partai semifinal melawan Roger Federer serta kemungkinan final melawan Novak Djokovic.
THE DARK HORSES
Sulit untuk memprediksi siapa yang akan melaju jauh di sektor tunggal putra diluar Big 5. Para petenis ATP Next Generation masih belum mampu membuktikan konsistensi mereka.
Dalam beberapa tahun ke belakang para petenis unggulan masih cukup kuat dan tidak banyak yang tersingkir sebelum babak enambelas besar, minimal. Peta kekuatan masih berkutat pada dominasi nama-nama lama yang disebutkan diatas.
Unggulan ketujuh Milos Raonic, secara permainan akan sangat diuntungkan saat bermain di lapangan rumput. Ace demi ace siap dia luncurkan di setiap pertandingan, suatu senjata yang cukup ampuh digunakan di turnamen Wimbledon. Raonic akan melawan petenis Spanyol Daniel Gimeno-Traver di babak pertama, kemudian lawan pemenang antara Dusan Lajovic dan Tommy Haas di babak kedua. Di babak ketiga Raonic kemungkinan bertemu dengan petenis Australia Nick Kyrgios. Jika jadi bertemu, Raonic-Kyrgios akan jadi partai yang sarat akan adu skill servis, dimana keduanya sangat kuat dalam hal tersebut. Pemenangnya mungkin ditentukan oleh siapa yang lebih konsiten servisnya atau lebih agresif saat return game. Satu pertandingan lagi harus dimenangi Raonic jika ingin ke perempatfinal, lawannya adalah kandidat The Dark Horse lain, Grigor Dimitrov. Peran servis kembali sangat berpengaruh di pertandingan ini. Perempatfinal adalah target yang paling ralistis untuk keduanya. Harus mampu meredam kekuatan Stan Wawrinka jika ingin selangkah lebih jauh dari babak delapan besar.
Kandidat lain yang patut diamati performanya adalah juara US Open 2014, Marin Cilic, memang performanya belum stabil sejak kembali dari cidera, namun rekornya di lapangan rumput layak jadi modal dia untuk mendobrak petenis diatasnya dan setidaknya masuk perempatfinal. Cilic mempunyai presentase kemenangan 66% saat bermain di lapangan rumput dan sempat juara di Queen's.
Cilic ditantang petenis Jepang Hiroki Moriya, lalu berpeluang lawan Andreas Haider-Maurer dan John Isner di dua babak selanjutnya. Partai melawan Isner menjadi cukup krusial untuk melangkah jauh di WImbledon. Jika menang, lawannya di final US Open 2014, Kei Nishikori, akan jadi tembok terakhir yang menghalanginya untuk masuk perempatfinal. Sulit, namun peluang terbuka bagi petenis Kroasia tersebut.
UPSET ALERT
Dari empat Grand Slam, Wimbledon menjadi Grand Slam dengan rekor menang-kalah paling jelek untuk Kei Nishikori. Dia menang tujuh kali dan kalah enam kali, sangat tipis. Prestasi terbaiknya hanyak melaju hingga babak empat yang dicapainya tahun lalu, sebelumnya dia selalu kalah di babak pertama atau babak ketiga.
Meski sejak tahun lalu prestasi Kei semakin menanjka, namun masih sulit melihat petenis Jepang ini mampu melaju hingga perempatfinal, atau lebih. Lawan Simone Bolelli di babak pertama bisa jadi tolak ukur akan sampai dimanakah Nishikori di Wimbledon tahun ini. Selain Bolelli, ada Pablo Cuevas, Marin Cilic dan John Isner menjadi kandidat kuat petenis yang akan mampu menyingkirkan Kei di Wimbledon tahun ini.
Juara di lapangan rumput Stuttgart dua pekan silam tak bisa disangkal akan jadi pendongkrak kepercayaan diri Rafael Nadal, namun lawan-lawannya di Wimbledon jauh lebih kuat dibanding lawan-lawan yang dia kalahkan di Stuttgart, salah satunya adalah Viktor Troicki yang juga ia kalahkan di final. Jika mampu melewati Troicki, Nadal akan bertemu David Ferrer, punya peluang besar untuk menang dan mencapai perempatfinal. Mencapai perempatfinal sendiri sudah menjadi prestasi bagus untuk Nadal. Jadi tiga babak pertama menjadi sangat penting untuk dilewati Nadal.
Jo-Wilfried Tsonga harus melawan petenis yang sudah dua kali mengalahkannya dalam tiga kali pertemuan. Ia selalu kesulitan melawan Gilles Muller, dan bermain di lapangan rumput, Muller punya keuntungan sendiri, gaya permainannya lebih cocok dimainkan di Wimbledon. Tsonga harus bisa lepas dari tekanan yang diberikan oleh Muller, sambil memaksimalkan pukulan-pukulan kuatnya untuk mematikan petenis Luksemburg itu. Denis Istomin, yang baru saja menjuarai turnamen di Nottingham dan petenis dengan servis keras lainnya, Ivo Karlovic, juga siap menghentikan Jo-Wilfried Tsonga.